RSS

Permainan Tradisional anak Sangihe yang terlupakan


Permainan Tradisional anak Sangihe. anak2 sangat butuh untuk bermain dan bergembira dilapangan bersama teman2 sebayanya,. tapi alangkah sedihnya negeri kita ini,. dimana dijaman sekarang ini anak2 cuman busy dengan gadget2nya yang mahal, juga playstation ataupun sibuk dengan laptop masing2 guna mencari pacar di Facebook,. maka dikesempatan kali ini akan diposting tentang Permainan2 Tradisional anak Sangihe yang terlupakan,. cekidot:
  • permainan Lentaka
Lentaka merupakan permainan yang terdapat hampir di seluruh daerah Indonesia,. permainan Lentaka ini terbuat dari Bambu Jawa (bulu Jawa) yang paling besar juga paling banyak lorengnya,.cara memainkannya,. panaskan bambu/bulu dengan minyak tanah yang diisi didalamnya kemudian lewatkanlah api diatas bambu yang telah diberi lubang kecil,. dan Braarrr,.Brraarrr,. 
sebagai info kalau permainan ini biasanya dimainkan anak2 sangihe saat natal maupun taon baru,. sayangnya semenjak firework yang menyala keatas populer, permainan lentaka inipun perlahan tersingkir,. permainan ini juga semakin langka dimainkan karena harga Minyak Tanah yang merupakan bahan bakar utama bulu Lentaka ini semakin mahal dan langka,,. dan permainan Lentaka ini biasa disebut Superak di Tanawangko,.
tips memainkan lentaka: kalau beri api di lubang bambu, cobalah menutupnya sebentar dengan kain agar supaya suaranya lebih keras dan bulat,. TAPI ingat permainan jenis ini sangat berbahaya,. tapi selama anda hati2 dan bersungguh2 memainkannya,. maka tidak ada masalah L :)

  • Permainan Lutang
Satu lagi permainan Anak Sangihe dari bambu,. itulah lutang,. permainan lutang memang berbeda dengan Lentaka,. permainan lutang terbuat dari bambu/bulu yang ukurannya kecil yang dilobangi kemudian buatlah sebuah stick dan colokan ke bambu kecil yang pendek sebagai handlenya,. dan permainan ini disebut dodorobe di Tanawangko,. permainan ini biasa dimainkan anak2 desa di Sangihe yang biasa menggunakan jambu air/ gora sebagai pelurunya,dan atau kalau sudah bukan musimnya gora maka anak2 biasa menggunakan kertas,. sayangnya sudah jarang melihat permainan jenis ini
  • Parao2
Parao2 merupakan permainan anak2  yang cukup populer pada anak2 di pesisir pantai maupun di sungai,. parao2 ini sering dibuat dari bahan pelepah daun sagu atau biasa disebut gaba- gaba., anak2 harus membuat kapalnya masing - masing sehingga daya kreatif mereka akan muncul dan secara tidak langsung baik bagi perkembangan anak2,. sayangnya dengan semakin banyaknya produk plastik sehingga parao2 ini semakin pudar ditelan Jaman,.
  • Surga dan Neraka
permainan anak Sangihe ini memang terasa unik, bagaimana tidak,. Surga dan Neraka namanya,namu permainan ini ada yang menyebutnya dengan  baku dusu, balucur, dan lain sebagainya. ini biasa disebut surga dan neraka, karena biasanya pada akhir permainan terdapat jalan ke surga dan neraka. Cara permainan ini cukup sederhana, yaitu dengan membuat jalur atau jalan untuk menggelindingkan bola kecil seperti pingpong, biasa dimainkan dipinggir pantai karena memiliki kemiringan, yang mungkin dapat meluncurkan bola. Dimainkan dengan cara bergilir atau bersamaan.


  • Palinggir
Palinggir atau bahasa indonesianya Layangan sangat populer dulunya diSangihe., tapi sekarang anak2 di Tahuna lebih memilih bermain game online di Warnet,. mainan ini seperti pada umumnya yang membutuhkan angin untuk naik,. 
 

demikian permainan anak2 sangihe yang sudah mulai terlupakan,. semoga bermanfaat :)
ada juga mainan lainnya seperti : bombong, Balle, Paka2 sambunyi.,
ekh ada juga permainan tradisional Sangihe yang terkenal,. cekidot:
   Dua potong bambu panjang diletakkan sejajar dan memanjang(Timar ke Barat/Utara ke Selatan). Jarak antara satu bambu dengan bambu yang lain 1 s/d 2 meter. Kemudian bambu-bambu pendek diletakkan sejajar di atas bambu-bambu panjang (memotong bambu panjang) dengan jarak kira-kira 0,5 s/d 0,75 meter. Pemaian pria(pemukul bambu) berada dalam keadaan duduk saling berhadapan masing-masing memegang ujung-ujung bambu pendek, ada yang disebelah kiri dan ada yang di sebelah kanan. Setiap pemukul yang berada di sebelah kiri mempunyai pasangan dengan yang berada disebelah kanan dan masing-masing tangan(kiri dan kanan) memegang sebuah ujung bambu pendek.
   Sebelum permainan dimulai, para pemain sudah bersiap-siap dalam keadaan berbaris memanjang ke belakang. Mereka itu akan mendapat isyarat dari pemukul bambu berupa ketukan bambu dengan hitungannya: 3×2(heng….heng….; heng….heng….; heng….heng….), dan dilanjutkan dengan ketukan 2×2(heng…heng..;heng…,heng….).
   Selesainya bunyi isyarat tersebut, maka para pemain langsung menuju arena dan melompat-lompat di sela-sela ketukan bambu dengan mengikuti irama, juga berpantun saling berbalas-balasan.

Untuk menilai siapa yang menang di dalam permainan ini sudah tentu berdasarkan tuntutan/syarat-syarat yang harus dipenuhi dan ditaati oleh peserta dan beberapa ketentuan lainnya menurut persetujuan. Bagi peserta yang memenuhi syarat tersebut, dialah yang menang. Memang di dalam sistim penilaian sering terdapat didalam permainan ini, adalah:
Ketangkasan/keterampilan seseorang/kelompok dalam mengikuti irama ketukan bambu yang disertai dengan melompat-lompat disela-sela ketukan bambu. Bila hal itu tidak dapat diikuti selain dianggap tidak terampil dan kalah, juga kakinya bakal terjepit dengan bambu.
Pantun yang dibawakan dinilai isinya dan dinilai pula agar peserta yang membawakan pantun itu serasi dengan irama ketukan. Sering terjadi kesalahan karena irama pantun membingungkan irama ketukan bambu atau sebaliknya sehingga dapat mempengaruhi penilaian(memperoleh nilai rendah)
Penilaian tentang suatu kerja sama yang baik antara pemain dengan pemukul bambu dan biasanya penilaian tersebut terjadi pada pertandingan berkelompok.
Selian penilaian tersebut masih ada beberapa penilaian lain seperti pakaian, dan penampilan,.serta pantun,.
pantun yang dinilai seperti :
Bahasa Daerah —- Bahasa Indonesia
Pilisire su Tahuna —- Keriaan di Tahuna
Pinetampungangu lawo —- Pertemuan banyak orang Adate sellung masana —- Salam disampaikan
Horomati masarewo —- Hormat dipersembahkan
Pria habare panene —- Tersebar berita merata
Su Marau su marani —- Jauh ataupun dekat
Daluaso seng kereno —- kesukaan yang besar
Si kite natempung sini —- Kepada kita terkumpul di sini
Pulung kakiraeng bengko —- Gagang kukuran bengkok
Pine kehiang kalamo —- Pengukur kelapa muda
Maeng pia naung bengko —- Kalau ada hati curang Trimona mang mariadi —- Tujuan pasti tercapai








0 Responses to "Permainan Tradisional anak Sangihe yang terlupakan"

Post a Comment

thanks so baca,. tertarik? kase komen dang,.

 
Return to top of page Copyright © 2010 | Flash News Converted into Blogger Template by HackTutors