Menurut cerita Orang2 Tua juga di Kiawa nama sebenarnya adalah bernama Sonder dari asal kata Songkel yang berarti burung Maleo, burung khas Minahasa yang sudah Punah. Burung Maleo tersebut sering menaruh Telurnya yang sangat besar di pasir-pasir di sungai sonder yang mengalir persis di sebelah pemukiman penduduk Wanua Kiowa , Burung Maleo juga sering bertengger, berkumpul di mata air sungai sonder yang disebut Ro’kos i‘Songkel.
Jadi kalau diurut kan yaitu Songkel (Sonder) >> Kiowa >> Kiawa ( Belanda menyebut Sonder : Tonkimbut Bawah, juga Tompakwa )
Berikut Kisah Rakyat, Mitos tentang asal mula Desa Kiawa Wangko ( Kiawa meyakini disinilah asal muasal pemukiman pertama orang Minahasa ) :
Sepeninggalnya Apo’ AMUT E WEWENE dan TU’UR E TUAMA ( Toar-Lumimuut) serta WALI’AN LA’UN DANO, kehidupa di Wanua Kiowa tetap berada dalam suasana kehidupan yang rukun damai, makmur, sejahtera dan tenteram sentosa. Kehidupan rohani dan jasmani dipenuhi kabahagiaan karena semua keperluan hidup tersedia dalam jumlah yang melimpah di alam sekitar dan diperoleh dengan mudah.
Atas dasar musyawarah dan mupakat para Wali’an dan Tona’as serta Tua-Tua, disepakati bahwa perluasan pemukiman diarahkan ke sebelah barat bagian pemukiman pertama, yaitu:
1. Sekitar hutan LANA.
Hutan Lana menjadi pilihan pertama, karena lokasi itu cukup ideal, sebab keadaan tanahnya cukup datar dan luas serta dikelilingi oleh sungai dan sumber air yang cukup banyak.
Lana adalah sejenis tumbuhan atau pohon yang mengandung geta yang gatal baik kayunya maupun daunnya.
**** ( Itulah sebabnya hutan itu dikenal dengan sebutan T A L U N L A N A).
2. Daerah bagian timut WATU TU-MO-TOWA TA-LICUR-AN.
Disepakati pula untuk melakukan pemekaran dan menambah serta memperluas lokasi pemukiman kearah barat, sampai di WATU TU-MO-TOWA. Sebelum perombakan hutan, diadakan upacara ritual yang dipimpin Wali’an Wangko’ im Banua Kiowa, untuk mohon berkat serta kekuatan dan petunjuk maupun perlindungan bagi seluruh lapisan masyarakat dan tempat pemukiman.
Setelah diadakan upacara-upacara tradisional sesuai ajaran para leluhur , dilakukan perluasan lokasi pemukiman, mulai dari hutan LANA sampai di WATU TU-MO-TOWA TA-”LICUR”-AN.
Dengan perluasan pemukiman itu, maka WANUA KIOWA sekarang membentang luas dari timur ke barat, mulai dari bagian timur Talun Lana dibawah kaki gungung Lengko’an sampai di sebelah timur Watu Tu-mo-towa yang tidak berjauhan dengan Teka’an i Songkel dan Li’cir La’un Dano, membujur dari utara keselatan dari Royong-an Ro’kos I Songkel sampai Rano Wangko’.
PENGUNGSIAN TI-NINCAS-AN.
Pengungsian TI-NINCAS-AN tersedia banyak tumbuh-tumbuhan, umbi-umbian serta buah - buahan dan binatang buruan yang dapat dijadikan makanan serta banyak terdapat air untuk keperluan sawah dan dikelilingi bukit-bukit yang membentengi para pengungsi sehingga mereka bisa hidup aman dan sentosa di tempat itu. Pengungsian Ti-nincas-an meliputi perkebunan La’un Dano, Pisok, Ti-nincas-an, Nu’yung, dan Ma-go’go’.
BERPENCAR KEDELAPAN PENJURU MATA ANGIN.
Pemukim yang menetap di Ti-nincas-an menginginkan agar mereka mencari tempat pemukiman baru dan berpencar di beberapa tempat diseluruh penjuruh mata angin Tana’ Ka-senduk-an. Mereka bersepakat mengirim utusan kedelapan penjuru mata angin tana’ Ka-senduk-an, bahkan ada yang merantau jauh kenegeri seberang (su-mengkot) untuk mengadakan peninjauan dan survey.
Para utusan menemukan banyak tempat-tempat yang mereka anggap memungkinkan serta layak dan memenuhi syarat untuk dijadikan selaku pemukiman..
KEMBALI KEPEMUKIMAN KIOWA.
Sekelompok pengungsi yang berasal dari Kina-wangko’an (yang pada mulanya berasal dari Ti-nincas-an),yang melarikan diri dari bahaya letusan gunung Soput-an dan mengungsi kembali di Ti-nincas-an, dipimpin oleh orang-orang tua yang pernah mendengar cerita nenek moyang mereka, tentang Ti-nincas-an sebagai tempat yang dianggap aman untuk dijadikan tempat pengungsian.
( Para leluhur dan nenek moyang dari para pengungsi di Ti-nincas-an, yang berasal dari wanua Kina-wangko’an, yang pada mulanya asli berasal dari Wanua Kiowa, sebab mereka adalah bagian dari warga Wanua Kiowa yang bermukim di Ro’ong Lana dan Tu-mo-towa yang mengungsi ke Ti-nincas-an saat wabah sampar melanda kedua pemukiman itu, tetapi tidak kembali ke Lana dan Tu-mo- towa,melainkan pindah ke Kina-wangko’an adalah tetap merupakan bagian dari turunan asli dari Apo’ Amut e We-wene dan Apo’ Tu’ur e Tuama).
Setelah mengungsi beberapa bulan di Ti-nincas-an, mereka merasa agak aman, sehingga mereka keluar dari Ti-nincas-an dan beralih ke arah Timur, pada suatu tempat disekitar MA-NEMBO yang sekarang dikenal dengan MA-WALE (Nim-awale).
( NIMA-WALE artinya bekas PEMUKIMAN atau PERUMAHAN, tempat ini sekarang telah menjadi perkebunan rakyat dan disebut MA-WALE).
Para pengungsi yang berasal dari Kina-wangko’an yang bermukim di Ma-wale membuat rumah dan membuka ladang serta membuat sawah untuk bercocok tanam. Dalam pengembaraan untuk berburu di pemukiman mereka menemukan sarang dari burung-burung SONGKEL dalam jumlah yang sangat banyak dan disekitar tempat itu terdapat pula mata air yang berguna.
( Karena daerah ini terdapat banyak burung SONGKEL, mereka menamakan tempat itu dengan nama PERKEBUNAN SONGKEL ). Disitulah kemudian Tou Kiawa berdiam sampai sekarang, dinamailah tempat itu Sonder ( Songkel ) nama dari burung khas Minahasa yang telah Punah, yang dinamai juga sebagai nama Mata Air Ro’kos i’Sonder dan sungai itu menjadi sungai Sonder ).
TAHUN BERDIRINYA DESA KIAWA WANGKO MASIH MISTERI DISEBABKAN STATUS DESA SEBAGAI DESA TERTUA DI MINAHASA.
* KALAU BERDASARKAN SEJAK KAPAN PERTAMAKALI DICATAT NAMA DESA YAITU TAHUN 1677 (334 TAHUN LALU)
* KALAU TANGGAL, BISA TANGGAL 12 JUNI (1824) DISAAT PELANTIKAN TONA’AS KIAWA DAN TANGGAL YANG TERTERA DI LUKISAN/SKETSA KIAWA OLEH ANTOINE PAYEN, TERTULIS 12 JUNI (1824)
* BISA JUGA 9 SEPTEMBER 1927 DISAAT KUNJUNGAN RESIDEN MANADO H.J. SCHMIDT DI TUMOTOWA KIAWA 1.
* BISA JUGA 17 OKTOBER 1977 DI SAAT PEMEKARAN DESA KIAWA MENJADI DUA.
yang paling terkenal dalam dunia pariwisata adalah Goa Jepangnya. goa ini dulunya peninggalan jepang sewaktu menjajah Indonesia dan konon katanya di goa ini banyak dibunuh orang pribumi yang melawan mereka. goa ini sekarang keadaannya cukup memprihatinkan dan gelap. sewaktu beberapa kali membawa bule orang Jerman, penulis hanya membawa sampai mulut goa dan menjelaskan tentang goa ini karena didalam goa ini juga dapat dijumpai kelelawar dan kadangkala ulang hitam. so hati2,.,.,
Thanks so promosikan Kiawa di blog ini.
August 19, 2013 at 6:41 PM
@Ronny Dee,. sama2 bro. namanya juga kan torang tinggal di tanah Minahasa jadi sitou timou tumou tou toch!!!
August 23, 2013 at 7:48 PM
Makaseh...
July 3, 2017 at 9:47 AM
Mantapp.thkns..
July 12, 2019 at 6:30 AM
Mantapp.thkns..
July 12, 2019 at 6:31 AM
Post a Comment
thanks so baca,. tertarik? kase komen dang,.