RSS

Pingkan Matindas

0 comments




“PINGKAN DAN MATINDAS”



(Oleh : CHANDRA. D. ROOROH)

Budayawan, Pemerhati Masyarakat Adat Minahasa



Alkisah, ada seorang perempuan minahasa yang sangat dikagumi banyak orang karena memiliki kecantikan yang sangat luar biasa elok parasnya dan baik hati. Kecantikannya sudah terlihat sedari dia masih kanak- kanak sehingga waktu dewasa banyak pemuda yang ingin mempersuntingnya. Namanya adalah Pingkan. ketika pingkan masih berumur 12 tahun dia mengalami sakit keras, penyakit yang cukup sulit untuk di mengerti orang hingga sulit untuk di obati (gurumi). Lalu datanglah seorang pemuda dan menolongnya, dia tidak lain adalah Matindas.



Pada waktu orang tua pingkan melihat matindas, ada sesuatu yang lain dari diri pemuda itu dan yakin bahwa dia mampu menyembuhkan pingkan, ketika pingkan mulai sembuh takjublah mereka dan mengucapkan banyak terima kasih.Waktu terus berjalan, sehingga pingkan dan matindas mulai saling mengasihi dan akhirnya menikah. Satu hari, sebuah patung yang dibuat matindas yang menyerupai istrinya hilang dikarenakan ia pergi bernelayan. Dan sialnya lagi pada waktu itu bangsa mindanau yang dikenal perampok sedang menyerbu tanah minahasa bagian pesisir pantai sehingga matindas tertawan oleh mereka. Istrinya pingkan tidak mengetahui hal tersebut, ia berpikir suaminya pergi untuk mencari nafkah. Dengan sabar pingkan menunggu suaminya dengan sukacita, ia memang istri yang sangat baik, masyarakat sekitarpun senang akan pingkan karena kebaikan pingkan sudah dikenal oleh orang- orang banyak sedari pingkan kecil dulu. Matindas beruntung beristrikan pingkan, semakin hari cinta mereka semakin besar. Pingkan tidak pernah mengeluh oleh keadaan hidupnya bersama matindas, ia berkata matindas memang orang yang sangat miskin kerena latar belakang hidup matindas yang tidak mempunyai saudara dan sudah ditinggalkan oleh orang tuanya.Namun alasan itu tidak menyurutkan perasaan pingkan untuk hidup bersama- sama matindas didunia ini. “Kekayaan dan kemulian, boleh hilang sebentar saja, tetapi kasih sayang pingkan kepada matindas takkan hilang dirundung waktu”. Tiada dengan matindas, pingkan serasa mati lekas.



Tanpa sepengetahuan pingkan, patung hilang yang mirip akan dirinya itu telah ditemukan oleh seorang nelayan. Patung itu telah diserahkan kepada seorang Raja dari bolaang mongondow yang bernama Loloda Mokoagow. Raja itu sangat tertarik dengan patung yang diterimanya, sampai- sampai istri- istrinyapun tidak dihiraukan lagi. Suatu ketika ia bermimpi tentang seorang wanita yang menyerupai patung itu, dan ia sangat terpesona dengan pingkan. Kemudian ia menyuruh perajurit- perajuritnya untuk mencari wanita itu. Setelah perajurit- perajurit raja itu menemukan pingkan, mereka membujuknya yang diwakili oleh seorang yang bernama Sora (penasihat Raja yang sangat gila harta) untuk menemui raja Loloda. Tapi sangat disayangkan pingkan tidak menghiraukan semua yang dikatakan oleh perajurit raja. Karena dia menanggap cinta tidak bias dibeli dengan uang, peristiwa inipun diceritakan pingkan kepada suaminya yang telah bebas dari tawanan dan dengan sangat beratnya pelarian diri dari bangsa mindanau itu. Matindas sangat terharu dan mengijinkan pingkan istrinya untuk memilih mana yang terbaik bagi dirinyadan mereka berdua. Tetapi pingkan tetap pada pendiriannya dan matindaslah yang terbaik bagi kehidupannya baik masa lalu, sekarang bahkan sampai selama- lamanya. Kemudian mereka pindah ke Maaron (daerah sekitar wilayah kema, Minahasa utara) dan disanalah mereka hidup bahagia dan matindas menjadi Tonaas disana.
Continue Reading... Labels:


sejarah desa lemoh Tombariri

0 comments

21112010152.jpg

Pd Thn 1730 pndu2k Ds. MANDOLANG meniggalkan Desanya. Mereka terbagi 3 Kelompok, Klmpok 1 dan 2 sama2 menuju LUAAN skrg dinamai Desa. RANOWANGKO setelah be2rapa Thn Kelompok 2 beralih ke wilayah bernama Lalem 1 nakel kemudian di namai Ds MAHTANI, sedangkan Kelompok 3 diperintahkan oleh ke 2 Dotu, Dotu GEMERUNG dgn DOTU POLII menyimpang ke Kiri (Timur) sampai di dataran rendah sebuah bukit kecil bernama SAMBALEAN pd Thn 1732 mereka tiba. lalu mereka membuat pondok2 krn di anggap baik utk di jadikan perkampungan.


    Namun stlh di selidiki ternyata di tempat itu di huni oleh sebangsa SEMUT berbahaya yg menyebabkan rakyat luka-luka krn gigitannya (bahasa Tombulu Senget Rendem). Oleh ke-2 Dotu pemimpin/Teterusan menamakan t4 itu SENGET lalu rakyat meninggalkan t4 itu, saat itu Kelompok 3 tersebut masih tetap di Namai orang MANDOLANG.
Pd thn 1734 sebelum berangkat DOTU GUMERUNG mengumumkan kpd rakyat bahwa yg ditetapkan TETERUSAN/Pemimpin DOTU POLII.

DOTU PILII lalu memerintahkan meninggalkan SENGET menuju Selatan sampai di suatu wilayah yg Luas dan rata diapit oleh 2 sungai besar bernama Sungai Tombala sebelah selatan dan Sungai Lemoh sebelah Utara, lalu mereka berhenti di situ. Adapun pd masa itu harus mendengar tanda burung, bahasa Tombulu : Mengingkoko. Tanda burung bahasa Tombulu : Sikoko, Amat bagus bahasa Tombulu : Limemow (LEMOW) lalu rakyat tinggal di situ, tempat itu dinamai perkampungan/Desa LEMOW. Setelah bebarapa Thn di Ds. LEMOW, meninggal dunia Teterusan DOTU POLII, Maka MEWETAS-MEWETAS dan WALIAN-WALIAN menunjuk DOTU MANGALUM di angkat menjadi TETERUSAN/Pemimpin, setelah berlalu beberapa Thn ada seorang Tua (MAWENTAS) ingin meninjau keadaan Wilayah desa yaitu DOTU KAPOH (mar bukang JOHANIS KAPOH (Om Yo) kita Pe Opa…hehehe, Cuma potong cirita, jgn talalu tegang) Beliau (DOTU KAPOH) menyusur Sungai Lemoh sampai di t4 mata air yg keluar dari antara batu2 besar Pd naungan sebatang Pohon kayu yg besar, dari daunnya di kenalpohon itu bernama MAHLEMOH. Setelah itu DOTU KAPOH melanjutkan peninjauan dlm beberapa hr lagi, lalu kembali pulang ke perkamapungan, langsung menghadap DOTU MANGALUM sbg TETERUSAN utk memberi laporan ttg keadaan wilayah yg di kunjunginya, bahwa pastilah perokonomian akan maju serta keamanan dan ketentraman terjamin. selanjutnya DOTU KAPOH dengan tegas Mohon agar TETERUSAN/PEMIMPIN DAPAT MENYETUJUI, Nama Desa sebaiknya di ganti dan dipilih dari nama : TOMABALA atau LEMOH. mendengar Laporan yg disampaikan oleh mawentas itu, TETERUSAN DOTU MANGALUM sangant bergembira dan memanggil TONAAS-TONAAS/WALIAAN-WALIAN Untk maksud yg baik itu. WALIAN-WALIAN menuju ke t4 PERARAGESAN (T4 Upacara). Selesai upacara mereka menghadap TETERUSAN maka dengan tenang WALIAN yg tertua berkata : yg diperkenankan oleh MUNTU-MUNTU yg sangat baik : LEMOH. Oleh TETERUSAN mengemukakan kepada Rakyat nama desa telah di ganti dgn Nama LEMOH.

Apa yg dikatakan DOTU KAPOH sesungguhnya terlaksana yaitu : Rakyat akan aman tentram perekonomian lancar perampok sukar masuk sebab di sebelah utara dan selatan dihalangi oleh ke-2 sungai besar itu (Sungai Tombala dan Sungai Lemoh).Namun setiap kali hUjan lebat rakyat di hebohkan oleh banjir ke-2 sungai tersebut, sehingga desa bergerak2 laksana gempa bumi yg hebat serta banyaknya katak yg naik ke darat, lalu di umumkan bahwa desa Lemoh jelasnya Lemoh Tua akan ditinggalkan dan akhirnya desa Lemoh Tua di tinggalkan. (Tiba Thn 1734)

Pd Thn 1740 tibalah mereka berangkat meninggalkan Desa Lemoh Tua dgn persiapan utk perjalanan sudah rampung. Sekonyong-konyong (Tiba-tiba) di umumkan bahwa kerangkatan di batalkan sebab TETERUSAN DOTU MANGALUM telah meninggal Dunia lalu seluruh rakyat berkabung selama hari2 berkabung, rakyat harus memperingati akan ke-3 TETERUSAN/Kepala Desa yg telah meninggal Dunia di Desa Lemoh Tua yaitu (DOTU GUMERUNG, DOTU POLII dan DOTU MANGALUM).
Setelah genap hari-hari berkabung, mendahului hari keberangkatan, Tonaas-tonaas dan Waliaan-waliaan mengankat seorang menjadi TETERUSAN yg akan memimpin rakyat pd umumnya ialah DOTU SILAP. Oleh beliau bersama-sama dgn Mewentas-Mewentas dan Tonaas-Tonaas memimpin rakyat meninggalkan Lemoh Tua yg kemudian disebut NIMAWANWA. Sekedar info,., sekarang Lemoh telah terbagi 3,.,. 


cerita diambil dr web http://toulemoh.wordpress.com ,., :)

Continue Reading... Labels:


semua tentang tanawangko: Kabasaran

0 comments

semua tentang tanawangko: Kabasaran:  kalo nga mangaku orang minahasa nga mosti tau ini tarian, Kabasaran. ni tarian ini memang sadiki sadis, dorang jaga ba etag dulu, baru mana...
Continue Reading... Labels:


Kabasaran

0 comments

 kalo nga mangaku orang minahasa nga mosti tau ini tarian, Kabasaran. ni tarian ini memang sadiki sadis, dorang jaga ba etag dulu, baru manari,.,.
ni Kabasaran sebenarnya tarian yang cukup sakral, biasanya dorang ja beking sblum bakuprang deng suku2 ato blanda, mar skarang ngo boleh ja lia pas mo sambut tu 'bos-bos negara' alias pejabat, ato tu bule2 mancanegara yang datang pa torang pe komleks, mar kalo di Ranowangko dgn kampoeng sekitar, ngo pasti lia ni barang ini kalo taon baru ato pas kuncikan,., 
dorang mo ba jalang 'beking rame kampung',., kalo depe bahasa gaul 'door to door' hehehehe,., waktu dorang datang cuma jo kase kaluar minuman kras ( bukang bau, atw beton nech) sama deng kesegaran, sari , beer, ato kalo pas mentes kase kaluar jo cap tikus,., lantarang for dorang yang penting enjoy deng asiikk.,. eh mar jang lupa kalo ada lebe kase biar cuma dorang bilang 'doi roko',., 

di artikel ini q mo kase posting apa itu ni Kabasaran ato biasa torang bilang cakalele,.,
Kabasaran berasal dari kata 'Wasal' depe arti ayang laka yang da potong depe kapseti,., nga bayangkan jo, so itu dorang rupa deng orang so siap mo manyabung,.,
adale yang bilang ni Kabasaran berasal dari dua kata' kawasal ni sarian' ,., kawasal depe arti batamang akang deng manari sedangkan 'sarian' depe arti pemimpin tarian ato Tuama,., lama2 itu kata W dorang ganti deng B kong jadi Kabasaran, kong depe arti so jadi manari for Pembesar2, ato for bos2,., :8

lantarang ni tarian for prang so itu tiap orang musti ada depe senjata,. (tombak, Peda, perisai for mo batangkis), deng depe dasar langkah 2 ka kiri n 2 ka kanan,., :)
ni kabasaran ini ada tiga ronde,., 
1. Cakalele : berasal dari kata 'saka' depe arti bakalai ato baku prang deng 'lele' balompa. ni babak biasa ja beking pas baru mo prang kong mo kase tunjung pa tamu bahwa dorang aman,., 
2. Kumoyak,., dari kata 'koyak' depe arti kase nae turung tu peda ato tombak mo kase tenang tu pikiran deng hati waktu baku prang
3. Lalaya'an,. depe arti tu petani manari bebas sanang. cuma di ronde ini dorang boleh senyum waktu manari.,. n mungkin stow mo kase tunjung kalo dorang so bebas dari musuh,.,

kalo dorang manari biasa jaga pake baju merah, depe nama kaeng'patola'. ni kaeng cuma ada di tombulu,., 
deng stiap mo manari dorang ada jaga pake capeo yang ada depe paruh/ pantetp burung deng depe bulu2,. ,pokokx bekeng se sangar,., :SS



Baku Abis Jow,., TUAMA,.,











Continue Reading... Labels:


O Ina Ni Keke

1 comments


Arti Lagu: O Ina Ni Keke


Teks
Arti
O Ina Ni Keke
O Ibu dari Keke ( Keke adalah nama panggilan untuk anak perempuan)
Mange Wisa Ko
Mau pergi ke mana kau
Mange wi ti Wenang
Mau ke Manado
Tu meles Walekow
Mau membeli “walekow”
Ref:

Wehane, wehane, wehane toyo
Berilah, berilah, berilah sedikit
Zeimo siapa
Sudah tidak ada
Ko tare mahaley
Kau baru meminta

Keterangan:
  1. Lagu ini merupakan semacam dialog antara dua orang, yaitu seorang ibu dengan seorang lain yang sudah dikenalnya. Dialog ini tampaknya terjadi  “di tengah “ jalan. Kedekatan si Ibu dan  partner dialognya tampak pada jawaban yang jujur dan “to the point” yang diberikan oleh si Ibu ketika ditanya “mau ke mana?”. Dalam masyarakat Tombulu, pertanyaan  “mau ke mana” adalah pertanyaan yang umum dan bisa diajukan kepada siapa saja tanpa melihat kedekatan hubungan atau sekedar pertanyaan “basa-basi”. Yang menentukan kualitas hubungan mereka adalah jawaban yang diberikan . Jika yang ditanya merasa bahwa itu hanya pertanyaan “basa-basi” maka dia hanya akan menjawab: “mange witi’i” (“mau pergi ke sana”, sambil yang bersangkutan mengarahkan tangannya ke depan atau bahkan menjawab “mange ti anu”/mau pergi ke suatu  tempat). Jawaban yang sedemikian tidak akan membuat si penanya tersinggung kecuali kalau si penanya itu sendiri merasa bahwa hubungan mereka cukup dekat. Biasanya dia akan meminta jawaban yang lebih spesifik. Pada dialog lagu O Ina Ni Keke, jelas sekali kalau si Ibu memberi jawaban yang jelas yaitu “Mau ke Manado”
  2. Teks lagu di atas mungkin merupakan versi  “yang salah” bagi mereka yang biasa melihat tulisan yang umumnya ada maupun mendengarkan lagu itu dalam berbagai rekaman. Akan tetapi, jika konsisten bahwa O Ina Ni Keke itu semuanya berdasarkan  pada bahasa Tombulu maka teks di atas sepertinya yang paling mendekati versi Tombulu yang sebenarnya. Pertama, ada yang menulis “mange ATI wenang” bukan “mange WITI wenang” kemungkinan terpengaruh dengan dialek Tonsea atau dialek suku lainnya di Minahasa mengingat Minahasa terdiri dari beberapa suku besar atara lain Tombulu, Tonsea, Tondano, dll yang memiliki bahasa yang berbeda. Demikian juga penggunaan  “Daimo siapa ko tare makiwe” bukan “Zeimo siapa ko tare mahaley” tidak lepas dari pengaruh bahasa bukan Tombulu.
  3. Kata yang cukup membingungkan sampai saat ini adalah “Walekow” (Versi Tonsea “Baleko”). Kata tersebut sulit untuk diterjemahkan dan masih simpang siur pemahamannya. Ada yang menggatakan “Walekow” berasal dari dua kata yaitu “wale” (rumah) dan “koki” (kecil). Terjemahan itu tentu tidak bisa diterima karena membeli rumah tidak mungkin ke Manado mengingat rumah  orang Tombulu justru terbuat dari kayu dan sebaliknya orang yang di Manado (kota) yang kadang pergi membeli rumah di desa (rumah panggung yang knock down). Selain itu, si ibu diminta untuk membagi “walekow” tersebut meski hanya sedikit. Kalau “walekow” itu rumah tentu tidak bisa dibagi dan tentu tidak habis secepatnya seperti yang disampaikan oleh Ibu dari Keke. Keke merupakan nama panggilan kesayangan untuk anak perempuan. Oleh karena itu, mungkin “walekow” adalah nama suatu benda khas kota yang sering dijadikan “oleh-oleh” atau sejenis makanan yang agak sulit didapatkan di luar kota Manado.
  4. “Keanehan” yang lebih mendasar pada lagu O Ina Ni Keke justru terletak pada kurun waktu peristiwa itu terjadi. Dialog pertama (sebelum Ref) jelas menunjukkan bahwa Ibu dari Keke BELUM ke Manado (mange wisako=mau kemana). Akan tetapi pada dialog kedua (Ref), pasangan dialog dari si Ibu sudah meminta  apa yang sebelumnya baru akan dibeli si Ibu di Manado (wehane, wehane, wehane toyo = berilah, berilah, beri walau hanya sedikit; Zeimo siapa, ko tare mahaley = sudah tidak ada, baru kamu meminta). Mungkin pencipta lagu itu memang menyatukan dua peristiwa berbeda yaitu sebelum si Ibu berangkat ke Manado dan peristiwa setelah si ibu kembali dari Manado. Kemungkinan lain, terjadi perubahan pada teks itu setelah lama lagu itu diciptakan yang mana “bentuk lampau” (past tense) pada dialog pertama telah diubah menjadi “bentuk sekarang” (present tense). Jika terjadi demikian maka teks O Ina Ni Keke pada dialog pertama akan menjadi: O Ina Ni Keke, MANGEME wisako (O ibu dari Keke, baru darimana kau); MANGEME ti wenang (baru saja pergi ke Manado): TIMELESE walekow (telah membeli walekow). Mana yang benar, apa masih ada yang peduli???
Continue Reading... Labels:


Esa Mokan

0 comments

21112010152.jpg

Arti Lagu: ESA MOKAN



Teks
Arti
Esa mokan
Hanya Satu
Genangku wia niko
Harapanku padamu
Tia mo mah zua-zua genang
Jangan mendua hati
E  Karia
E  Sahabat (kekasih)
Ref:

Mengaley - mengaleyuman
Senantia berdoa/meminta
Wia Si Opo Wailan
Pada Tuhan 
Pakatuan, Pakalawiren,  kita zua ya
Diberi umur panjang,  diberkati, kita berdua
Continue Reading... Labels:


arti fam minahasa :)

4 comments



Daftar Fam orang Minahasa

A

Abutan    : Pembersih
Adam     : Tenang
Agou : Anoa
Akai : Penjaga
Aling : Pembawa
Alui : Pelipur lara
Amoi : Teman sekerja
Andu : Tempat bersenang
Anes : Tawakal
Angkouw : Keemasan
Anis : Penghalau
Antou : Nama kembang
Arina : Tiang tengah
Assah : Pembuka jalan
Awondatu : Yang dikehendaki
Awui : Senang

B

Batas : Pemutus
Bella : Pasukan
Bokau : Bibit emas
Bokong : Mengikat
Bolang : Penangkap ikan
Bolung : Perisai
Bororing : Pembuat roreng
Boyoh : Pendamai
Buyung : Penurut

D

Damongilala: Benteng
Damopoli : Jujur dan adil
Dapu : Mematahkan
Datu : Pemimpin
Datumbanua : Kepala Walak
Dayoh : Karunia
Dededaka : Panah lidi hitam
Dendeng : Suara yang terang
Dengah : Hakim
Dewat : Menyeberangi
Dien : Dihiasi
Dimpudus : Cerdik kepalanya
Dipan : Ukuran depa
Dompis : Pekerja baik
Dondo : Prinsip
Dondokambei : Prinsip tetap
Donsu : Jimat penolak
Doodoh : Penggerak
Doringin : Penari
Dotulong : Pahlawan besar
Dumais : Menggenapi
Dumanauw : Pemenang
Dumbi : Didepan
Dungus : Berkedudukan
Dusaw : Pembuka

E

Egam : Menjaga
Egetan : Lonceng kecil
Ekel : Lirikan
Elean : Arah barat
Eman : Dipercaya
Emor : Lengkap
Endei : Dekat
Engka : Pegang
Enoch : Pilihan
Ering : Kurang besar

G

Ganda : Bambu besar
Gerung : Bunga ukiran
Gerungan : Bunga-bunga ukiran
Gigir : Mengikis rata
Gimon : Rupa yang indah
Girot : Pemutus
Goni : Cerdik
Goniwala : Cerdik akal
Gonta : Langkah
Gosal : Timbunan
Gumalag : Menanduk
Gumansing: Pembujuk
Gumion : Pegangan

I

Ilat : Menunggu
Imbar : Yang dibuang
Inarai : Baju jimat
Ingkiriwang : Dari angkasa
Inolatan : Pegang tangan
Intama : Pembawa
Item : Hitam

K

Kaat : Penglihatan
Kaawoan : Mampu kerja
Kaendo : Teman mapalus
Kaeng : Sempit
Kaes : Menyiram
Kainde : Ditakuti
Kairupan : Kekuatan
Kalalo : Amat berani
Kalangi : Dari langit
Kalempou : Mengunjungi
Kalempouw : Kawan baik
Kalengkongan: Tepat berjatuhan
Kalesaran : Pusat segala usaha
Kalici : Mempesona
Kaligis : Sama keluarga
Kalitow : Tertinggi
Kaloh : Sahabat setia
Kalonta : Perisai kayu
Kalumata : Pedang perang
Kamagi : Bunga hias
Kambey : Bunga hias
Kambong : Obor
Kamu : Pegang teguh
Kandio : Amat kecil berarti
Kandou : Bintang pagi
Kapantouw : Pembuat
Kaparang : Pandai mengukir
Kapele : Amat tegas
Kapoh : Pemuja
Kapoyos : Dukun pijat
Karamoy : Penunjuk
Karau : Antara
Karinda : Kawan serumah
Karundeng : Pengusut
Karuyan ; Di kejauhan
Karwur : Subur
Kasenda : Kawan sehidangan
Katopo : Keturunan opo
Katuuk : Pemegang rahasia
Kaunang : Cerdik
Kawatu : Pendirian teguh
Kawengian : Bintang sore
Kawilarang : Diatas terbuka
Kawulusan : Benteng
Kawung : Tersusun keatas
Kawuwung : Berkelebihan
Keincem : Penyimpan rahasia
Kekung : Pedang perisai
Keles : Bayi
Kelung : Perisah
Kembal : Agak lemah
Kembau : Kurang kuat
Kembuan : Sumber
Kenap : Genapkan
Kepel : Penakluk
Kerap : Seiring
Kere : Testa
Kesek : Penuh sesak
Kewas : Tumbuhan
Khodong : Kecil, menentukan
Kilapong : Batu kilat
Kindangen : Yang diberkati
Kirangen : Dimalui
Kiroiyan : Pengembara
Kodongan : Mengecil
Kojongian : Penggeleng kepala
Koleangan : Pemain
Kolibu : Banyak bekerja
Koloday : Saudara lelaki
Koly : Suka kerja
Komaling : Pembawa
Komaling : Penghormat
Kondoi : Lurus kedudukannya
Kontul : Kerja sendiri
Kopalit : Pendamai
Koraah : Suka panas matahari
Korah : Suka panas matahari
Korengkeng : Penakluk
Korompis : Hasil kerja yang baik
Koropitan : Penghukum
Korouw : Perkasa
Korua : Membagi dua
Kotambunan : Penimbun
Kountud : Kerja sendiri
Kowaas : Penggemar barang kuno
Kowonbon : Tahan uji
Kowu : Penempah
Kowulur : Ke gunung
Koyansouw : Pengipas
Kuhu : Menampakkan
Kulit : Kecukupan
Kullit : Cukup
Kumaat : Melihat
Kumaunang : Penyelidik cerdik
Kumayas : Membongkar
Kumendong : Pengumpul tenaga
Kumolontang : Melompat keliling
Kumontoy : Lurus hati
Kupon : Diharapkan
Kusen : Penutup
Kusoi : Cerdik

L

Lala : Berjalan
Lalamentik : Semut api
Lalowang : Perlumba
Lalu : Pendesak
Laluyan : Melintasi
Lambogia : Paras jernih
Lampah : Tak seimbang
Lampus : Tembus
Lanes : Kurang semangat
Langelo : Menapis
Langi : Tinggi
Langitan : Tinggian
Langkai : Dihormati
Languyu : Tanpa tujuan
Lantang : Berharga
Lantu : Penentu
Laoh : Manis
Lapian : Teladan
Lasut : Pemikir cerdas
Legi : Menipis
Legoh : Penelan manis pahit
Lembong : Pembalas budi
Lempas : Kedudukan
Lempou : Kunjungan
Lengkey : Dimuliakan
Lengkoan : Penghalang
Lengkong : Pendidik
Lensun : Diharapkan
Leong : Main
Lepar : Tujuan
Lesar : Halaman
Lewu : Tersendiri
Liando : Penimbang
Limbat : Berganti
Limbong : Ingat budi
Limpele : Penurut
Lincewas : Tumbuhan obat
Lintang : Bunyi-bunyian
Lintong : Pusat persoalan
Liogu : Jernih
Litow : Tinggi
Liu : Bijaksana
Liwe : Air mata
Loho : Perindu
Loing : Pengawas
Lolombulan : Bulan purnama
Lolong : Bulan
Lomboan : Lemparan keatas
Lompoliu : Pengajar
Lonan : Ramah
Londa : Perahu
Londok : Tinggi
Longdong : Penjaga
Lontaan : Pembuka jalan
Lontoh : Tinggi keatas
Losung : Pendesak
Lowai : Bayi lelaki
Lowing : Mengawasi
Ludong : Kepala negeri
Lumanau : Biasa berenang
Lumangkun : Penyimpan rahasia
Lumatau : Berpengetahuan
Lumempouw : Meliwati
Lumenta : Terbit
Lumentut : Bukti
Lumi : Meminggir
Lumingas : Membersihkan
Lumingkewas : Tepat dlm segala hal
Lumintang : Menunggalkan
Luminuut : Berpeluh
Lumoindong : Melindungi
Lumondong : Berlindung
Lumowa : Meliwati
Lumunon : Muka bercahaya
Luntungan : Memiliki jambul
Lutulung : Penolong

M

Maengkom : Penakluk
Maengkong : Mendidik
Mailangkai : Yang ditinggikan
Mailoor : Disenangi
Maindoka : Kecukupan
Mainsouw : Bersaudara 9
Mait : Obat pahit
Makadada : Memuaskan
Makal : Penutup lubang
Makaley : Melindungi/menutup
Makaliwe : Air mata
Makangares : Mengharap
Makaoron : Mengulung musuh
Makarawis : Puncak gunung
Makarawung : Tinggi usaha
Makatuuk : Hidup sentosa
Makawalang : Orang kaya
Makawulur : Dihormati
Makiolol : Selalu ikut
Makisanti : Dengan pedang
Malingkas : Tetap berada
Mamahit : Dukun obat pahit
Mamangkey : Pengangkat
Mamantouw : Penubuat
Mamanua : Pembuka negeri
Mamarimbing : Pemberi kesuburan
Mamba : Ditetapkan
Mambo : Penetapan
Mambu : Pemberi supa
Mamengko : Pemberi teka-teki
Mamentu : Pemberi rasa
Mamesah : Pembuka rahasia
Mamoto : Penjelasan
Mamuaya : Pemberi
Mamuntu : Mencapai puncak
Mamusung : Penangkal
Manalu : Ditingkatkan
Manampiring : Membuat jalan
Manangkod : Menahan musuh
Manapa : Pertanyaan
Manarisip : Membetulkan
Manaroinsong: Sumber air
Manayang : Pergi jauh
Mandagi : Menghiasi bunga
Mandang : Melambung tinggi
Mandey : Pandai
Manebu : Dewa peninjau
Manese : Bertindak dahulu
Mangare : Minta dibujuk
Mangempis : Merendahkan diri
Mangindaan : Tahan uji
Mangkey : Angkat
Mangowal : Pemancung
Mangundap : Berbahaya
Manimporok : Ke puncak
Manopo : Bersama datuk (opo)
Manorek : Mengganggu
Mantik : Meneliti/menulis
Mantiri : Pembuat benda halus
Mantoauw : Nubuat
Manua : Negeri
Manurip : Menyisip
Manus : Taruhan
Mapaliey : Menakuti musuh
Maramis : Menggenapi
Marentek : Tukang besi
Maringka : Berkekuatan
Masie : Tumbuhan obat
Masinambau : Tujuan pasti
Masing : Bergaram
Masoko : Pokok
Matindas : Ramping
Maukar : Menjaga
Mawei : Pembimbing
Maweru : Pembaharu
Mawikere : Teladan
Mawuntu : Kedudukan tinggi
Mekel : Lindungi
Mema : Berbuat
Mende : Pemalu
Mendur : Berguntur
Mengko : Teka-teki
Mentang : Pemutus
Mentu : Rasa
Mesak : Pendesak
Mewengkang : Pembuka jalan
Mewoh : Lemah lembut
Mince : Main
Mincelungan : Main perisai
Minder : Menderu
Mingkid : Pemberi acuan/konsep
Mogot : Penebus
Mokalu : Bersaudara
Mokolensang : Berdiam diri
Mokorimban : Pemberani
Momongan : Pemilik
Momor : Persatuan yang baik
Momuat : Pengurus jamuan
Mondigir : Meratakan
Mondong : Menyembunyikan
Mondoringin : Meratakan jalan
Mondou : Berangkat pagi
Mongi : Kuat kekar
Mongilala : Pengusir musuh
Mongisidi : Saksi dan bukti
Mongkaren : Membongkar
Mongkau : Mencari emas
Mongkol : Mematung
Mongula : Pemohon berkat
Moniaga : Kebesaran
Moninca : Pembuah ramai
Moningka : Penambah tenaga
Moniung : Menangis kecil
Mononimbar : Suka memberi
Mononutu : Pekerja tekun
Montolalu : Pembagi tugas
Montong : Pembawa
Montung : Pengangkat
Motto : Jelas
Muaya : Berani
Mudeng : Berdengung jauh
Mukuan : Mempunyai buku
Mumek : Penyelidik
Mumu : Simpanan cukup
Mundung : Bernaung
Muntu : Gunung
Muntu untu : Gunung bersusun
Muntuan : Ke gunung
Musak : Didesak
Mussu : Penjaga setia

N

Nangka : Diangkat
Nangon : Diangkat
Nangoy : Dipikul
Naray : Jimat
Nayoan : Diberi berkat
Nelwan : Tempat terbang
Nender : Gerakan
Ngala : Dirintangi
Ngangi : Di hati
Ngantung : Ditimbulkan
Ngayouw : Dmajukan
Ngion : Diperoleh

O

Ogi : Goyang
Ogot : Hakimi
Ogotan : Kena dendam
Oleng : Pikulan
Oley : Teladan
Ombeng : Kelebihan
Ombu : Cetakan rupa
Ompi : Tertutuo
Ondang : Pedang
Onsu : Jimat
Opit : Jepitan
Oroh : Perselisihan
Otay : Bertawakal

P

Paat : Pengangkat
Pai : Besar
Paila : Cukup besar
Pakasi : Pemberian
Palangiten : Sinar matahari
Palar : Tapak tangan
Palenewen : Dibenamkan
Palenteng : Peniup
Palilingan : Nasehat baik
Palit : Bekas luka
Panambunan : Timbunan besar
Panda : Pinter
Pandean : Amat pandai
Pandelaki : Pemegang bibit
Pandey : Pinter, pandai
Pandi : Penghancur
Pandong : Tenaga kuat
Pangalila : Berlebihan
Pangau : Jauh kedalam
Pangemanan : Dipercaya
Pangila : Berlebihan
Pangkerego : Suara nyaring
Pangkey : Diangkat
Pantonuwu : Tegas
Pantouw : Penolong bijaksana
Parengkuan : Kepala jimat
Paruntu : Tempat ketinggian
Paseki : Pengikat
Pasla : Tepat tujuan
Pauner : Tengah
Pele : Jimat
Pelengkahu : Emas tulen
Pendang : Pengajar
Pepah : Lemah lembut
Pesik : Pancaran bara
Pesot : Cekatan
Piay : Biasa
Pinangkaan : Tempat yang tinggi
Pinantik : Ditulis
Pinaria : Hubungan erat
Pinontoan : Menunggu
Pioh : Cucu
Piri : Semua satu
Pitong : Memungut
Pitoy : Diikuti
Podung : Dijunjung
Pola : Pengajak
Poli : Tempat suci
Polii : Pelita
Polimpong : Didewakan
Politon : Gembira selalu
Poluakan : Air berkumpul
Pomantouw : Penubuat
Ponamon : Pengasih
Pondaag : Pendamai
Pongayouw : Penghulu perang
Ponggawa : Pemberani
Pongilatan : Berkilat
Pongoh : Berisi padat
Ponosingon : Terbang
Pontoan : Menunggu
Pontoan : Menunggu
Pontoh : Pendek
Pontororing : Bercahaya
Poraweouw : Penunjukan
Porayouw : Perenang
Porong : Tudung kepala
Posumah : Pembagi
Potu : Tekun
Poyouw : Yang diberikan
Pua : Buah
Pungus : Pengawas
Punuh : Orang terdahulu
Purukan : Punya kedudukan
Pusung : Penangkal serangan
Putong : Penyelidik

R

Raintung : Daun bergerigi
Rambi : Bunyi merdu
Rambing : Bunyi suara merdu
Rambitan : Tambahan bunyi
Rampangilei : Kembar bersih
Rampen : Kelebihan
Rampengan : Berkelebihan
Ransun : Bawang
Ranti : Pedang
Rantung : Terapung
Raranta : Naik tangga
Rares : Sehat
Rarun : Sudah tua
Rasu : Penyimpan
Ratag : Terlepas
Ratu : Batu jumat
Ratulangi : Jimat dari langit
Ratumbuisang: Batu berbintik
Ratuwalangaouw: Batu berantai
Ratuwalangon: Batu panjang
Ratuwandang : Batu merah
Rau : Jauh
Rauta : Dewata
Regar : Bebas
Rei : Bebas celaka
Rembang : Burung rawa
Rembet : Berpegang teguh
Rempas : Memasak
Rengku : Tundukan
Rengkuan : Ditunduki
Rengkung : Dihormati
Repi : Pemikir
Retor : Penghalang
Rimper : Potong rata
Rindengan : Bergerigi
Rindengan : Sama-sama
Rindo-rindo : Suara gemuruh
Robot : Lebih
Rogahang : Berkeringat
Rogi : Banyak bicara
Rolangon : Berantai
Rolos : Kepala
Rombot : Dilebihi
Rompas : Penyimpan rahasia
Rompis : Pekerja baik/rukun
Rondo : Lurus
Rondonuwu : Bicara lurus
Rooro : Penggerak
Rori : Dihormati
Rorimpandey : Sempurna
Roring : Kemuliaan
Rorintulus : Cahaya
Rosok : Tepat
Ruaw : Bulan purnama
Ruidengan : Bersama
Rumagit : Menyambar
Rumambi : Membunyikan
Rumampen : Jadi satu
Rumampuk : Memutuskan
Rumayar : Mengibarkan
Rumbay : Tidak perduli
Rumende : Mendekati
Rumengan : Sejaman
Rumenser : Tetesan air
Rumimpunu : Yang dimuka
Rumincap : Berhati baik
Rumokoy : Membangunkan
Rumpesak : Kedudukan
Runturambi : Kehormatan

S

Salangka : Benda persembahan
Salendu : Banyak ide
Sambouw : Bunga kayu
Sambuaga : Bunga kayu cempaka
Sambul : Berlimpah
Sambur : Melimpah
Samola : Membesar
Sangkaeng : Paras kecil
Sangkal : Satu paras
Sarapung : Perkasa
Saraun : Sepintas remaja
Sarayar : Buka jemuran
Sariowan : Pelancong
Sarundayang : Pengiring
Saul : Lengah
Seke : Perorangan
Seko : Sentakan
Sembel : Penuh
Sembung : Bunga
Semeke : Tertawa
Senduk : Senang
Sengke : Guling
Sengkey : Pengguling
Senouw : Cepat
Sepang : Cabang jalan
Sigar : Kaya
Sigarlaki : Kekayaan
Simbar : Terbuang
Simbawa : Banyak kemauan
Sinaulan : Penasehat
Singal : Perintang musuh
Singkoh : Dibatasi
Sinolungan : Memprakarsai
Sirang : Potongan
Siwu : Penghancur musuh
Siwy : Siulan
Solang : Pedang
Somba : Pelindung
Sompi : Penyimpan rahasia
Sompotan : Meluputkan
Sondakh : Pengawas
Soputan : Letusan
Sorongan : Bergeser
Suak : Kepala
Sualang : Karunia
Suatan : Pengharapan
Sumaiku : Panjang idenya
Sumakud : Menewaskan
Sumakul : Menewaskan
Sumangkud : Terikat
Sumanti : Mempergunakan
Sumarandak : Gemerincing
Sumarauw : Pendidik
Sumele : Pembatas
Sumendap : Menyinari
Sumesei : Pengawas
Sumilat : Mengangkat
Sumlang : Main pedang
Sumolang : Memainkan pedang
Sumual : Memiliki kelebihan
Sumuan : Mengesahkan
Sundah : Tidak menetap
Sungkudon : Buah persembahan
Suot : Puas
Supit : Menjepit musuh
Surentu : Banyak bicara
Suwu : Serbu

T

Taas : Kuat
Tairas : Terangkat dari dalam
Talumepa : Berjalan didaratan
Talumewo : Perusak
Tambahani : Senang bersih
Tambalean : Menuju Barat
Tambarici : Dibelakang
Tambariki : Dibelakang
Tambayong : Gemar kekayaan
Tambengi : Amat cepat
Tambingon : Keliling
Tamboto : Menghias kepala
Tambun : Timbun
Tambunan : Timbunan
Tambuntuan : Puncak tinggi
Tambuwun : Menandingi
Tamon : Disayangi
Tampa : Bunga
Tampanatu : Bunga api
Tampanguma : Bunga mekar
Tampemawa : Turun kelembah
Tampenawas : Memotong daun
Tampi : Setia
Tampinongkol: Suka berkelahi
Tandayu : Pemuji
Tangka : Amat tinggi
Tangkere : Teladan
Tangkow : Nyanyian
Tangkudung : Perisai pelindung
Tangkulung : Perisai pelinding
Tanod : Tambu
Tanor : Tambur
Tanos : Teratur
Tarandung : Jalan
Taroreh : Diangkat
Taulu : Dijunjung
Tawas : Penawar mujarab
Tendean : Tempat Berpijak
Tengges : Tempat memasak
Tenggor : Menghilang
Tengker : Bergemuruh
Terok : Pedagang keliling
Tidayoh : Senang dihormati
Tiendas : Berkurang
Tikoalu : Penakluk
Tikonuwu : Pandai bicara
Tilaar : Kerinduan
Timbuleng : Pemikul
Timpal : Persekutuan
Tinangon : Terangkat
Tindengen : Pemalu
Tintingon : Melambung
Tirayoh : Senang dihormati
Tiwa : Menaiki puncak
Tiwow : Berniat
Toalu : Didepan
Todar : Bertahan
Togas : Pantang surut
Tololiu : Penghambat
Tombeng : Secepat angin
Tombokan : Berkelebihan
Tombokan : Pemukul akhir
Tompodung : Dijunjung
Tompunu : Membuyarkan musuh
Tongkeles : Percepat
Tooi : Pengikut
Torar : Biasa matahari
Torek : Berkekurangan
Towo : Dari atas
Tuegeh : Tumpukan
Tuera : Perintah
Tulandi : Pemecah batu
Tular : Penasehat
Tulenan : Tetap tolong
Tulung : Pandai menolong
Tulus : Penengah
Tulusan : Menengahi
Tumanduk : Pelindung
Tumangkeng : Merombak
Tumatar : Kebiasaan
Tumbei : Berkat
Tumbelaka : Diberkati
Tumbol : Penopang
Tumbuan : Kaya
Tumembouw : Berteman
Tumengkol : Penahan
Tumewu : Melenyapkan
Tumilaar : Yang dirindukan
Tumilesar : Telentang
Tumimomor : Tempat yang baik
Tumiwa : Ingatan
Tumiwang : Mengingat
Tumober : Hadiah
Tumondo : Tujuan pasti
Tumonggor : Disiapkan
Tumundo : Pembawa terang
Tumurang : Pemberi bibit
Tumuyu : Yang dituju
Tunas : Asli
Tundalangi : Tatapan dari langit
Tungka : Terangkat
Turang : Menopang
Turangan : Berkelebihan
Tuwaidan : Lengkap
Tuyu : Penunjuk
Tuyuwale : Menuju rumah

U

Uguy : Pembawa rejeki
Ukus : Kurang gemuk
Ulaan : Ditakuti
Umbas : Kuat bersih
Umboh : Penolak bahaya
Umpel : Menyenangkan
Undap : Cahaya sinar
Unsulangi : Diatas
Untu : Gunung

W

Waani : Pahlawan
Wagei : Tertarik
Wagiu : Cantik/rupawan
Waha : Bara api
Wahon : Moga-moga
Wakari : Teman serumah
Wala : Cahaya
Walalangi : Cahaya dari langit
Walanda : Cahaya berlalu
Walandouw : Cahaya siang
Walangitan : Cahaya kilat
Walean : Komplek rumah
Walebangko : Rumah besar
Walelang : Rumah tinggi
Waleleng : Rumah tersendiri
Walian : Dukun
Walintukan : Taufan
Waluyan : Lewat
Wanei : Prajurit
Wangania : Buat sekarang
Wangko : Besar
Wantah : Patokan
Wantania : Patokan tetap
Wantasen : Yang jadi patokan
Wariki : Pendidik
Watah : Berani
Watti : Nubut
Watugigir : Batu licin
Watuna : Biji bersih
Watung : Timbul terus
Watupongoh : Teguh
Waturandang : Batu merah
Watuseke : Berani
Wauran : Cabut pilihan
Wawoh : Ketinggian
Wawointama : Cita-cita tinggi
Wawolangi : Di ketinggian
Wawolumaya : Diatas puncak
Waworuntu : Diatas gunung
Weku : Penasehat
Welong : Kurang daya
Welong : Pemikul
Wenas : Penyembuh
Wenur : Persembahan
Weol : Penasehat
Wetik : Berperan
Wilar : Pembuka
Winerungan : Menghiasi
Winokan : Men coba
Woimbon : Bercahaya
Wokas : Penyelidik
Wola : Cahaya
Wondal : Jimat
Wongkar : Membangun
Wonok : Peruntuk
Wonte : Kuat teguh
Wooy : Hujan rahmat
Worang : Kuat ikatan
Worotikan : Pancarana api
Wotulo : Pembersih
Wowilang : Pendorong
Wowor : Obat kesohor
Wuisan : Pengusir
Wuisang : Mengusir
Wulur : Puncak
Wungkana : Gelang jimat
Wungow : Bicara seenaknya
Wuntu : Gunung
Wurangian : Pemarah
Wuwung : Kelebihan
Wuwungan : Diatas Atap

ada jow nga pe fam? 
klo penulis kwa nda ada di sini kasiang, alx depe fam Damima,. dari sanger,., hehehehe
Continue Reading... Labels:


 
Return to top of page Copyright © 2010 | Flash News Converted into Blogger Template by HackTutors