Panas Terik menyengat raga, seakan membakar kulit para penduduk yang sedang
berteduh sesaat setelah menjemur cengkih hasil panen,., memang benar sekarang
ini merupakan waktu panen raya bagi petani emas coklat ini, semua pohon
mengeluarkan buah terbaik dengan jumlah maksimal,,., kita orang tanawangko
seharusnya bersyukur karena hanya daerah yang berada di pinggiran pantai saja
yang panennya melimpah sedangkan cengkih yang ditanam di gunung seakan hanya
diam saja menyembunyikan buahnya,.,.
Harga yang cukup baik sekarang ini memang menguntungkan para petani dan pemetik, perlu diketahui harga sekarang ini berkisar Rp. 90,000 an ribu perkilo dan biaya pemetikan Rp. 3000 per liter jika makan di dalam atw Rp. 4000 jika makan di luar,.,. dengan begitu menarik banyak pemetik yang berasal dari gunung,.tapi juga ada beberapa pemilik cengkih seperti tetangga penulis Om Tode dan keluarganya mengambil orang2 dari sanger sebagai pemetik,,.,
dengan keadaan seperti ini sehingga banyak orang tanawangko yang kaya mendadak,.,
itu dulu info dari kabar lokal, sekarang penulis mencoba membahas tentang cengkih :
Cengkih (Syzygium aromaticum, syn. Eugenia aromaticum), dalam bahasa inggris disebut cloves, adalah tangkai bunga kering beraroma dari keluarga pohon Myrtaceae. Cengkih adalah tanaman asli Indonesia, banyak digunakan sebagai bumbu masakan pedas di negara-negara Eropa, dan sebagai bahan utama rokok kretek khas Indonesia.
Pada abad yang keempat, pemimpin Dinasti Han dari Tiongkok memerintahkan setiap orang yang mendekatinya untuk sebelumnya menguyah cengkih, agar harumlah napasnya. Cengkih, pala dan merica sangatlah mahal di zaman Romawi. Cengkih menjadi bahan tukar menukar oleh bangsa Arab diabad pertengahan. Pada akhir abad ke-15, orang Portugis mengambil alih jalan tukar menukar di Laut India. Orang Portugis membawa banyak cengkih yang mereka peroleh dari kepulauan Maluku menuju ke daratan eropa. Pada saat itu harga 1 kg cengkih sama dengan harga 7 gram emas.,., ckckckck mungkin lantaran ini sehingga disebut emas coklat,.,.
Perdagangan cengkih akhirnya didominasi oleh orang Belanda pada abad ke-17. Dengan susah payah orang Prancis berhasil membudayakan pohon Cengkih di Mauritius pada tahun 1770. Akhirnya cengkih dibudayakan di Guyana, Brasilia dan Zanzibar
Pada abad ke-17 dan ke-18 di Ingrris harga cengkih sama dengan harga emas karena tingginya biaya impor. Sebab cengkih disana dijadikan salah satu bahan makanan yang sangat berkhasiat bagi warga dan sekitarnya yang mengonsumsi tanaman cengkih tersebut. Sampai sekarang cengkih menjadi salah satu bahan yang diekspor ke luar negeri.
Pohon cengkih yang dianggap tertua yang masih hidup terdapat di Kelurahan Tongole, Kecamatan Ternate Tengah, sekitar 6 km dari pusat kota Ternate. Poho yang disebut sebagai Cengkih Afo ini berumur 416 tahun, tinggi 36,60 m, berdiameter 198 m, dan keliling batang 4,26 m. Setiap tahunnya ia mampu menghasilkan sekitar 400 kg bunga cengkih.
Post a Comment
thanks so baca,. tertarik? kase komen dang,.